Jumat, 26 April 2019


Deterjen cair laundry


PENGGUNAAN detergen atau bahan pembersih merupakan hal lazim yang dilakukan masyarakat saat mencuci pakaiannya. Padahal, detergen memiliki dampak buruk bagi lingkungan‎. Selain sulit diuraikan mikroorganisme, sisa limbah detergen bakal menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Persoalan tersebut menarik perhatian lima mahasiswa Universitas Indonesia.

Dengan latar belakang jurusan berbeda, mereka memikirkan produk deterjen yang ramah lingkungan. Kelima mahasiswa tersebut adalah Pangiastika Putri Wulandari dari jurusan Teknik Kimia, Uli Amrina (Teknik Lingkungan), Maulina Cahya (Teknik Kimia), Ilham Maulana (Teknik Kimia), Muhammad Jamaludin (Teknik Kimia).‎ Mereka mengembangkan produk detergen cair berbasis kelapa sawit dan nanopartikel titania.‎ Para mahasiswa mencari bahan alternatif pembuatan surfaktan MES yang mudah terurai secara biologi (biodegradable).

Dengan bahan tersebut, detergen yang dihasilkan tak bakal mencemari lingkungan. Bahan metil ester minyak sawit atau crude palm oil (CPO) pun dipilih. Pangiasti dan rekan-rekannya. Mereka juga harus memastikan ‎kinerja surfaktan MES maksimal. Untuk itu, mereka menggunakan senyawa nanopartikel titania. Produk hasil pemikiran anak-anak kampus tersebut memiliki keunggulan karena pemilihan bahan baku yang berasal dari alam. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan.

Produk detergen cair tersebut diharapkan pula memiliki banyak fungsi. Melalui kombinasi ramuan zat kimia, produk yang dihasilkan‎ akan mengdegradasi polutan dan antibakteri. Jika sistem produk berhasil, potensi pengembangannya dapat dilakukan dengan produk bahan alam lainnya yang mirip dengan karakteristik CPO/minyak kelapa sawit. Penelitian detergen ramah lingkungan telah dilakukan sejak 2016. Saat ini, penelitian‎ tengah diajukan pada program kreativitas mahasiswa di lingkungan UI pada ‎juli – Agustus 2017 dengan judul Rekayasa Detergen Cair Multifungsi Ramah Lingkungan berbasis Minyak Kelapa Sawit dan Nanopartikel Titania.



‎"Kami berharap penelitian ini mampu menghasilkan prototipe produk berupa detergen cair komersial multifungsi yang memiliki kemampuan mengangkat kotoran dengan baik dan mendegradasi sisa polutan organik dalam air hasil cucian," kata Pangiastika, Jumat 20 Juli 2017.‎

Tak pelak,‎ detergen karya anak bangsa tersebut turut menyumbangkan solusi guna mengatasi permasalahan lingkungan di Indonesia.

Karya inovatif UI


Sementara itu, Humas UI Egia Etha Tarigan menyatakan detergen karya mahasiswa tersebut masih terus dikembangkan. "Prototipe produk belum final," ucapnya.

Sejumlah karya inovatif mahasiswa UI terus bermunculan. Tak hanya produk otomotif berupa kendaraan hemat bahan bakar, karya mahasiswa juga menjangkau produk kesehatan dan kosmetika. Seperti karya ‎Zihadia, mahasiswa Fakultas Farmasi UI. Zihadia menemukann sumber gelatin halal untuk cangkang kapsul pembungkus obat. Dari penelitiannya, kulit kambing etawah bisa menjadi sumber gelatin halal itu.

"Kambing etawah dapat menjadi sumber gelatin yang baik karena halal, mudah didapat, harga relatif terjangkau dan mempunyai sifat gelatin yang baik untuk dijadikan cangkang kapsul keras dan lunak dalam industri farmasi," ujarnya beberapa waktu lalu.

Berkat inovasi, Zihadia menggondol gelar dokter setelah mempertahankan disertasinya terkait ekstrasi gelatin dari kulit kambing peranakan etawah. ‎Persoalan kehalalan produk obat menjadi prioritas utama konsumen Indonesia. Karya Zihadia pun menjadi jawaban. Kehadiran karya inovatif mahasiswa - mahasiswa UI menjadi secercah harapan produk anak bangsa tak kalah dari barang - barang produksi luar negeri. Karya-karya tersebut menjadi bukti ilmu mahasiwa tak hany berkutat di menara gading kampus, tetapi mewujud menjadi solusi nyata bagi masyarakat.***
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | NewBloggerThemes.com Redesign by Mung Bisnis